Dalam melalui hari demi hari, selama ini manusia menggunakan lisan untuk melakukan sebuah interaksi sosial antar sesama manusia. Sebuah lisan tidak akan berarti apapun tanpa adanya sebuah kata yang mengandung makna senada. Bahasa, semua orang dipenjuru dunia menggunakannya untuk mengungkapkan apa yang dilakukan, diinginkan, dirasakan, bahkan yang tidak disukai. Dengan bahasa semua orang dapat berkomunikasi tanpa ada penghalang apapun.
Orang yang memiliki kekurangan (tuna wicara) pun bisa menggunakan bahasa. Mereka mungkin tidak mengucapkannya secara langsung. Tetapi melalui isyarat. Isyarat juga merupakan sebuah bahasa yang digunakan untuk mereka yang tidak dapat secara langsung mengungkapkan sesuatu.
Tetapi, terkadang sebuah bahasa bisa disebut sebagai bumerang. Pepatah "bahasa lebih tajam dari pedang" mungkin dapat mengartikannya. Terkadang seseorang mampu mengeluarkan kata demi kata tanpa pernah memikirkan dampak dari kata yang mereka ucapkan. Dengan mengatakan hal biasa saja, tetapi pada konteks pembicaraan yang berbeda, kata tersebut bisa menjadi salah. Bahasa memang digunakan untuk berkomunikasi, tetapi tidak boleh disalahartikan. Dalam menggunakan bahasa, kita juga harus menggunakan otak, bukan hanya mengikuti emosi semata.
Jika seseorang sedang dalam kondisi marah, biasanya mereka tidak memikirkan apa yang mereka ucapkan. Semua kata yang terlontar hanya berdasarkan emosi. Sehingga orang lain yang mungkin mendengar apa yang orang tersebut ucapkan, akan merasa bahwa kata-kata tersebut tidaklah baik. Sebuah kata harus digunakan selayaknya kata tersebut diciptakan, bukanlah untuk merendahkan orang lain. Jadi, dalam berucap haruslah berhati-hati. Karena siapa pun dapat berpendapat dan mengartikan sebuah kata.
Dalam kehidupan bermasyarakat hal tersebut sering terjadi, dimana ketika seseorang mengatakan sebuah kata yang bermakna ganda. Disisi lain maksud sang pembicara baik, namun pendengar dapat menyalah artikan kata tersebut. Di masyarakat bahasa yang digunakan selama ini bukannya Bahasa Indonesia yang baku atau yang berdasarkan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Mereka lebih sering berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tidak resmi tetapi sopan. Di beberapa kesempatan bahkan bahasa yang sedang tren lah yang digunakan. Bahasa yang jauh dari kata baik dan benar.
Anak muda saat ini lebih sering menggabungkan Bahasa Indonesia dengan bahasa asing yang mereka ketahui. Tetapi makna sebenarnya sering dihilangkan begitu saja. Pada sebuah keluarga pun Bahasa Indonesia tidaklah digunakan dengan begitu baik. Hanya penggunaan kata-kata sopan dan baik yang sering digunakan untuk berbicara dengan lawan yang labih tua. Seorang ayah yang berbicara kepada anaknya akan menggunakan bahasa yang lebih terstruktur agar sang anak pun membalasnya dengan hal yang sama. Hal tersebut belum tentu berlaku kepada keluarga modern, mereka lebih menggunakan bahasa yang santai dan tidak berbelit-belit. Berbeda pula dengan orang yang berada pada daerah yang lingkup penggunaan bahasa daerah jauh lebih tinggi. Mereka akan lebih sering menggunakan bahasa daerah masing-masing untuk berkomunikasi.
Bahasa tidaklah tunggal, melainkan jamak. Semua negara bahkan daerah memiliki bahasa masing-masing. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang cukup rumit, tidak semua orang di penjuru dunia dapat dengan mudah mempelajari bahasa Indonesia. Seperti jika seseorang mengatakan "saya sudah makan", "saya ingin makan", dan "saya makan", ketika kata tersebut memiliki kata "makan" dimana apabila kata tersebut diartikan ke dalam Bahasa Inggris maka, akan berbeda kata. Selain itu bahasa Indonesia merupakan bahasa yang unik, namun memiliki ungkapan kata yang bermakna ganda. Contohnya: meja hijau, dimana maksudnya adalah meja berwarna hijau atau persidangan. Orang lain yang tidak mengerti betul kata tersebut tentu tidak akan mengetahui maknanya.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang banyak digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi, saat ini tercatat sekitar 234 juta jiwa menggunakan Bahasa Indonesia untuk berinteraksi. Hal tersebut berbanding terbalik dengan penggunaanya. Bahasa Indonesia sulit untuk diterima dikalangan internasional, karena negara kita masih jauh tertinggal dalam hal teknologi dan ekonomi. Dimana kedua hal tersebut yang menjadi acuan nilai kalayakan dari sebuah bahasa untuk dapat digunakan secara internasional.