Agama dan Masyarakat

November 29, 2012


Setiap manusia manusia yang hidup di bumi memiliki hak untuk memilih agama dan keyakinannya masing-masing. Tidak ada yang boleh menuntut bahkan memaksa seseorang untuk beragama sama dengan orang lain. Semua berasal dari diri masing-masing individu.

Hanya toleransi antar umat beragama yang berlaku dalam hal ini. Seseorang tidak diperkenankan memaksa seseorang lainnya untuk masuk ke dalam ruang lingkun agamanya.

Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur Nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan religi dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agama para tasauf.

Bukti-bukti itu sampai pada pendapat bahwa agama merupakan tempat mencari makna hidup yang final dan ultimate. Agama yang diyakini, merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya, dan kembali pada konsep hubungan agama dengan masyarakat, di mana pengalaman keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial dan invidu dengan masyarakat yang seharusnya tidak bersifat antagonis.

Peraturan agama dalam masyarakat penuh dengan hidup, menekankan pada hal-hal yang normative atau menunjuk kepada hal-hal yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan.

Contoh kasus akibat tidak terlembaganya agama adalah “anomi”, yaitu keadaan disorganisasi sosial di mana bentuk sosial dan kultur yang mapan jadi ambruk. Hal ini, pertama, disebabkan oleh hilangnya solidaritas apabila kelompok lama di mana individu merasa aman dan responsive dengan kelompoknya menjadi hilang. Kedua, karena hilangnya consensus atau tumbangnya persetujuan terhadap nilai-nilai dan norma yang bersumber dari agama yang telah memberikan arah dan makna bagi kehidupan kelompok.

Sumber:
http://karinarisaf.blogspot.com/2011/01/agama-dan-masyarakat.html

You Might Also Like

0 Coments

Pageviews

Instagram

Soon To Be ...